Selasa, 26 April 2011

Islam Terlalu Indah

Mengapa Engkau Tertipu Kehidupan Dunia?

Siapa orang yang disebut tertipu? Mereka yang tertipu itu, ialah yang tertipu dunia dengan kenikmatannya. Mereka lebih mengutamakan dunia atas akhirat, dan mereka lebih ridha dengannya daripada kehidupan akhirat. Mereka penganut paham hedonisme. Mereka kaum pemuja syahwat kenikmatan dunia.

Pernyataan-pernyataan mereka sangat rendah, dan mengatakan, “Dunia itu sifatnya tunai, dan kenikmatannya konkret, sementara akhirat itu belum ada sekarang. Sekarang yang tunai itu lebih bermanfaat daripada yang belum nampak, yaitu kehidupan di akhirat, serta adanya surga. Mereka yang mencintai kehidupan materi dan hedonis, lebih memilih yang sifatnya tunai, kehidupan dunia bagaikan mutiara yang indah, memberi kelezatan yang sangat nikmat, meyakinkan, sementara kehidupan akhirat itu masih meragukan. Mereka tidak ingin memilih kehidupan yang masih meragukan. Begitulah orang-orang yang telah masuk perangkap dan memilih kehidupan dunia.


Mereka yang memilih kehidupan itu, karena terkena rasukan dan bisikan setan yang paling dahsyat. Binatang ternak lebih cerdas daripada mereka. Binatang ternak bila takut dengan sesuatu yang membahayakan, mereka tidak akan berjalan ke depan, meskipun dipukul. Tetapi, bagi mereka yang hedonis dan penikmat dunia, itu mereka mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta pertemuan dengan-Nya, maka mereka itu manusia yang paling sengsara, karena mereka mengetahui. Dan, jika mereka tidak beriman dengan itu semua, menolak, serta tidak menerima (istijabah), maka mereka lebih jauh dari kebenaran.

Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti”. (Al-Anfal : 20)

Para penganut paham hedonis dan pemuja kenikmatan dunia itu, bila mereka menyatakan bahwa yang tunai itu lebih baik dibanding dengan yang tertunda (akhirat), maka jawabannya, adalah jika diantara yang tunai dan yang tertunda sama nilainya, maka yang tunai itu lebih baik. Namun, jika keduanya berbeda, yaitu yang tertunda lebih baik dan besar nilainya, maka yang tertunda lebih baik. Lantas bagaimana membandingkan antara dunia dan akhirat? Sementara, dunia itu hanya satu nafas dari nafas-nafas akhirat?

Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan jari kalian ke laut, kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di jari tersebut”.

Hakekatnya, mengutamakan dunia, yang sifatnya tunai ini atas akhirat yang tertunda adalah tipuan, dan kebodohan yang besar bagi manusia. Perbandingan antara dunia beserta isinya dengan akhirat berapakah umur manusia? Berapa lama ia menikmati dunia, kemudian selanjutnya mereka akan menuai hasilnya di akhirat. Apakah orang yang berfikir dengan logis akan mendahulukan kenikmatan sekarang (di dunia) dalam waktu yang sangat singkat, mengharamkan diri mereka dari kebaikan di akhirat yang sifatnya kekal abadi? Sebaliknya mereka lebih memilih kenikmatan kecil dan sebentar untuk meninggalkan kenikmatan yang tak ternilai harganya di akhirat, yang tak ada akhirnya, dan tak terhitung jumlahnya?

Pernyataan sebagian diantara mereka, para penganut paham hedonis itu, “Saya tidak akan meninggalkan sesuatu yang meyakinkan menuju suatu yang meragukan”. Hanya ada dua asumsi dari pernyataan itu, bisa jadi mereka meragukan janji dan ancaman Allah, meragukan kebenaran Rasul-Rasul-Nya, maka renungkanlah ayat-ayat Allah yang Mahatinggi yang menunjukkan keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, ke-Esaan-Nya, kebenaran para utusan-Nya yang mereka kepada manusia.
Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” (al-Anfal : 20)

Tentu, barangsiapa mau merenung sejenak, di mana sejak janin, hingga menjadi manusia yang sempurna, maka manusia akan menyimpulkan bahwa yang mengatur demikian rupa, serta mengatur setiap tahapan yang dilalui dalam kehidupannya, tidak mungkin manusia melakukan semua itu, kemudian ditelantarkan dan ditinggalkan sia-sia. Tidak mungkin diibiarkan tanpa perintah, dilarang mengerjakan sesuatu, tidak diberitahu kepadanya hak-hak-Nya, tidak memberi balasan baik dan buruk. Barangsiapa yang merenungkan semua makhluk-Nya baik yang ia lihat atau yang tidak, ia akan menyimpulkan, semua adalah bukti ke-Esaan Tuhan, adanya kenabian, hari pembalasan, dan al-Qur’an adalah semua itu benar.

Allah berfirman :

“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu iihat, dan dengan apa yang tidak kamu lihat, sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan pada) Rasul yang mulia”. (Al-Haaqqah : 38-40).

Adanya eksistensi manusia merupakan bukti adanya Allah yang Maha Esa, bukti kebenaran Rasul-Nya, dan bukti ketetapan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Termasuk adanya kehidupan akhirat, yang kekal dan abadi.

Adanya jaminan surga dan neraka. Manusia dapat memilihnya sesuai dengan keyakinan mereka. Manusia yang mencintai dunia dan kenikmatan materi, tak akan pernah dapat menerima kehidupan akhirat dan surga-Nya, yang sifatnya masih tertunda itu. Wallahu‘alam.



24 Kalimat Penyejuk Hati
1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.
Mengapa Engkau Tertipu Kehidupan Dunia?

Siapa orang yang disebut tertipu? Mereka yang tertipu itu, ialah yang tertipu dunia dengan kenikmatannya. Mereka lebih mengutamakan dunia atas akhirat, dan mereka lebih ridha dengannya daripada kehidupan akhirat. Mereka penganut paham hedonisme. Mereka kaum pemuja syahwat kenikmatan dunia.

Pernyataan-pernyataan mereka sangat rendah, dan mengatakan, “Dunia itu sifatnya tunai, dan kenikmatannya konkret, sementara akhirat itu belum ada sekarang. Sekarang yang tunai itu lebih bermanfaat daripada yang belum nampak, yaitu kehidupan di akhirat, serta adanya surga. Mereka yang mencintai kehidupan materi dan hedonis, lebih memilih yang sifatnya tunai, kehidupan dunia bagaikan mutiara yang indah, memberi kelezatan yang sangat nikmat, meyakinkan, sementara kehidupan akhirat itu masih meragukan. Mereka tidak ingin memilih kehidupan yang masih meragukan. Begitulah orang-orang yang telah masuk perangkap dan memilih kehidupan dunia.


Mereka yang memilih kehidupan itu, karena terkena rasukan dan bisikan setan yang paling dahsyat. Binatang ternak lebih cerdas daripada mereka. Binatang ternak bila takut dengan sesuatu yang membahayakan, mereka tidak akan berjalan ke depan, meskipun dipukul. Tetapi, bagi mereka yang hedonis dan penikmat dunia, itu mereka mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta pertemuan dengan-Nya, maka mereka itu manusia yang paling sengsara, karena mereka mengetahui. Dan, jika mereka tidak beriman dengan itu semua, menolak, serta tidak menerima (istijabah), maka mereka lebih jauh dari kebenaran.

Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti”. (Al-Anfal : 20)

Para penganut paham hedonis dan pemuja kenikmatan dunia itu, bila mereka menyatakan bahwa yang tunai itu lebih baik dibanding dengan yang tertunda (akhirat), maka jawabannya, adalah jika diantara yang tunai dan yang tertunda sama nilainya, maka yang tunai itu lebih baik. Namun, jika keduanya berbeda, yaitu yang tertunda lebih baik dan besar nilainya, maka yang tertunda lebih baik. Lantas bagaimana membandingkan antara dunia dan akhirat? Sementara, dunia itu hanya satu nafas dari nafas-nafas akhirat?

Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan jari kalian ke laut, kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di jari tersebut”.

Hakekatnya, mengutamakan dunia, yang sifatnya tunai ini atas akhirat yang tertunda adalah tipuan, dan kebodohan yang besar bagi manusia. Perbandingan antara dunia beserta isinya dengan akhirat berapakah umur manusia? Berapa lama ia menikmati dunia, kemudian selanjutnya mereka akan menuai hasilnya di akhirat. Apakah orang yang berfikir dengan logis akan mendahulukan kenikmatan sekarang (di dunia) dalam waktu yang sangat singkat, mengharamkan diri mereka dari kebaikan di akhirat yang sifatnya kekal abadi? Sebaliknya mereka lebih memilih kenikmatan kecil dan sebentar untuk meninggalkan kenikmatan yang tak ternilai harganya di akhirat, yang tak ada akhirnya, dan tak terhitung jumlahnya?

Pernyataan sebagian diantara mereka, para penganut paham hedonis itu, “Saya tidak akan meninggalkan sesuatu yang meyakinkan menuju suatu yang meragukan”. Hanya ada dua asumsi dari pernyataan itu, bisa jadi mereka meragukan janji dan ancaman Allah, meragukan kebenaran Rasul-Rasul-Nya, maka renungkanlah ayat-ayat Allah yang Mahatinggi yang menunjukkan keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, ke-Esaan-Nya, kebenaran para utusan-Nya yang mereka kepada manusia.
Allah Azza Wa Jalla berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).” (al-Anfal : 20)

Tentu, barangsiapa mau merenung sejenak, di mana sejak janin, hingga menjadi manusia yang sempurna, maka manusia akan menyimpulkan bahwa yang mengatur demikian rupa, serta mengatur setiap tahapan yang dilalui dalam kehidupannya, tidak mungkin manusia melakukan semua itu, kemudian ditelantarkan dan ditinggalkan sia-sia. Tidak mungkin diibiarkan tanpa perintah, dilarang mengerjakan sesuatu, tidak diberitahu kepadanya hak-hak-Nya, tidak memberi balasan baik dan buruk. Barangsiapa yang merenungkan semua makhluk-Nya baik yang ia lihat atau yang tidak, ia akan menyimpulkan, semua adalah bukti ke-Esaan Tuhan, adanya kenabian, hari pembalasan, dan al-Qur’an adalah semua itu benar.

Allah berfirman :

“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu iihat, dan dengan apa yang tidak kamu lihat, sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan pada) Rasul yang mulia”. (Al-Haaqqah : 38-40).

Adanya eksistensi manusia merupakan bukti adanya Allah yang Maha Esa, bukti kebenaran Rasul-Nya, dan bukti ketetapan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Termasuk adanya kehidupan akhirat, yang kekal dan abadi.

Adanya jaminan surga dan neraka. Manusia dapat memilihnya sesuai dengan keyakinan mereka. Manusia yang mencintai dunia dan kenikmatan materi, tak akan pernah dapat menerima kehidupan akhirat dan surga-Nya, yang sifatnya masih tertunda itu. Wallahu‘alam.



24 Kalimat Penyejuk Hati
1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.